Rabu, 25 Februari 2015

Persiapan Pernikahan

Persiapan Pernikahan



1.    Persiapan Ruhiyah (Spiritual)Ini meliputi kesiapan kita untuk mengubah sikap mental menjadi lebih bertanggung jawab, sedia berbagi, meluntur ego, dan berlapang dada. Ada penekanan juga untuk siap menggunakan dua hal dalam hidup yang nyata, yakni sabar dan syukur. Ada kesiapan untuk tunduk dan menerima segala ketentuan Allah yang mengatur hidup kita seutuhnya, lebih-lebih dalam rumah tangga.
2.    Persiapan ‘Ilmiyah-Fikriyah (Ilmu-Intelektual)
Bersiaplah menata rumah tangga dengan pengetahuan, ilmu, dan pemahaman. Ada ilmu tentang ad-Diin. Ada ilmu tentang berkomunikasi yang ma’ruf kepada pasangan. Ada ilmu untuk menjadi orangtua yang baik (parenting). Ada ilmu tentang penataan ekonomi. Dan banyak ilmu yang lain.
3.    Persiapan Jasad (Fisik)
Jika memiliki penyakit-penyakit, apalagi berkait dengan kesehatan reproduksi, harus segera diikhtiarkan penyembuhannya. Keputihan pada akhwat misalnya. Atau gondongan (parotitis) bagi ikhwan. Karena virus yang menyerang kelenjar parotid ini, jika tidak diblok, bisa menyerang testis. Panu juga harus disembuhkan, he he. Perhatikan kebersihan. Yang lain, perhatikan makanan. Pokoknya harus halal, thayyib, dan teratur. Hapus kebiasaan ‘jajan’ sembarangan. Tentang pakaian juga, apalagi pada bagian yang paling pribadi. Kebiasaan memakai dalaman yang terlalu ketat misalnya, berefek sangat buruk bagi kualitas sperma. Nah.
4.    Persiapan Maaliyah (Material)
Kalau yang ini, tuntutannya adalah sekedar komitmen untuk segera mandiri.
5.    Persiapan Ijtima’iyyah (Sosial)
Artinya, siap untuk bermasyarakat, paham bagaimana bertetangga mengerti bagaimana bersosialisasi dan mengambil peran di tengah masyarakat. Juga tak kalah penting, memiliki visi dan misi dakwah di lingkungannya.
Nah, itu semua adalah persiapan. Artinya, sesuatu yang kita kerjakan dalam proses yang tak terhenti. Seberapa banyak dari persiapan di atas yang harus dicapai sebelum menikah? Ukurannya menjadi sangat relative. Bahkan, proses persiapan hakikatnya adalah juga proses perbaikan diri yang kita lakukan sepanjang waktu. Setelah menikah pun, kita tetap harus tetap mengasah apa-apa yang kita sebut sebagai persiapan menikah itu. Lalu kapan kita menikah?

Dikutip dari buku “Baarakallahu Laka. Bahagianya Merayakan Cinta.” Salim A. Fillah. ProUMedia. Halaman 43-44
Semoga Bermanfaat ^_^

Artikel Terkait

Persiapan Pernikahan
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

Pendapatmu Membangunkan Jiwa Kreasi Pemuda/i Indonesia