Kamis, 28 Mei 2015

Biarkan, Bila Jatuh ke Jurang

Biarkan, Bila Jatuh ke Jurang

Seringkali, keraguan yang menggelayuti hati menyebabkan seseorang tak berani bertindak atau mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu. Dan hal itu pula yang menyebabkannya terhambat, dan mungkin pula terlambat dalam mendapatkan hal yang dituju. Ini bukan hanya masalah ketakutan dan keraguan untuk memilih atau menentukan sikap. Ini juga mengenai ketidaksiapan mengalami kekalahan atau kegagalan. Saya pernah kenal dengan seseorang, ia menceritakan kepada saya mengenai hal-hal yang ia inginkan. Pada sebuah hal yang menjadi keinginannya, ia memiliki sejumlah kriteria yang menurutnya harus dipenuhi. Bila ada satu atau dua hal saja yang tidak terpenuhi, ia tidak akan mau menerima hal tersebut. Mengenai kriteria, tak asing lagi bahwa setiap diri kita pasti menginginkan hal yang terbaik yang akan diperoleh. Oleh sebab itu, memiliki segala macam kriteria dalam meraih sesuatu, menjadi suatu kewajaran. Kalaupun tidak akan sempurna, setidaknya kriteria-kriteria tersebut mewakili upaya untuk mencapai kesempurnaan. Maka, setiap ketidaksempurnaan yang ditemui, seharusnya pun diterima dengan wajar. Pernahkah kita menjadi seorang yang begitu perfeksionis? Merencanakan segala sesuatu dengan rapi, teliti, penuh aturan, seakan takut sesuatu yang akan dilakukan tersebut tidak berhasil atau memperoleh hasil yang jelek. Perencanaan adalah sebenarnya sebuah upaya untuk membantu hal-hal yang akan dilakukan supaya mencapai hasil yang baik, sesuai dengan tujuan semula, sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Perencanaan adalah sebenarnya salah satu alat ukur terhadap sebuah aktivitas. Keberhasilan maupun kegagalan adalah sebuah hasil yang penting untuk diketahui, namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana proses aktivitas tersebut dilalui. Bagaimanakah niat yang ada di hati ketika aktivitas tersebut dijalankan? Hikmah apa yang telah didapat dalam menjalankan aktivitas tersebut? Seringkali, keberhasilan yang diperoleh meninggalkan bekas yang membahagiakan. Disebut-sebut, dibangga-banggakan, dan lama sekali baru terlupakan. Namun bila yang ditemui adalah sebuah kegagalan... entah apa reaksi yang terjadi. Dan bekasnya? Bisa jadi ingin dihapus dari ingatan segera. Padahal di baliknya, terdapat suatu hal yang demikian berharga. Kadang kita lupa, betapa kegagalan dapat menjadi sebuah pelajaran yang tak ternilai. Bila kegagalan tiba, jangan melihat peluang hanya pada satu titik saja. Karena setiap keberhasilan memiliki jalannya sendiri-sendiri. Ada yang mulus, sekali dua kali percobaan langsung berhasil, oleh sebab memang dikaruniai bakat dan kemampuan yang baik dalam hal itu. Namun ada juga yang penuh liku, bahkan proses itu begitu panjang hingga harus melewati berkali-kali kegagalan. Saya mungkin lupa, bahwa setiap kegagalan memiliki hikmahnya sendiri-sendiri. Dan setiap kali dapat merenungi sebuah kegagalan, saya akan mendapatkan kesegaran dan semangat baru untuk memperbaikinya dan melakukan hal tersebut lebih baik lagi. Setiap diri kita memang memiliki kesiapan yang berbeda dalam menghadapi sebuah keberhasilan dan sebuah kegagalan. Seorang yang sangat siap dan senang akan sebuah keberhasilan, belum tentu dapat tegar mengatasi dampak dari sebuah kegagalan. Tak banyak yang bisa menghadapi kegagalan dengan baik, apalagi mengambil pelajaran darinya. Kalau saja kegagalan tersebut tak menjatuhkan beban begitu berat pada diri kita, maka ia akan terlihat indah. Kekecewaan ketika menghadapi kegagalan memang hal yang sangat manusiawi. Tetapi seringkali kita lupa bahwa melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan adalah juga tabiat manusia. Bukankah di balik setiap kepayahan itu adalah sebuah kemudahan? Dan hanya Dia lah yang berhak menentukan hasil akhir dari sebuah proses panjang perjuangan manusia... Sebab jurang tak selalu berarti kekalahan, sebab jurang tak melulu masalah ketakberdayaan, sebab jurang tak selamanya tempat kejatuhan. Karena jurang juga diciptakan untuk mereka yang ingin mendaki, karena jurang ada bagi mereka yang berani, untuk menyeberangi, untuk menaikinya kembali, bila ia terjatuh nanti. Jadi, biarkan bila jatuh ke jurang, bila memang harus jatuh. Sebab selalu ada yang membantumu untuk naik kembali. :)
Biarkan, Bila Jatuh ke Jurang
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

2 komentar

Tulis komentar

Pendapatmu Membangunkan Jiwa Kreasi Pemuda/i Indonesia