Rabu, 09 September 2015

Entah yang Pasti Berujung Indah

Entah yang Pasti Berujung Indah

Entahlah... sampai pada batas mana menunggu itu menempuh klimaksnya. Pada berlabuhnya kapal yang sudah lama berlayar, atau, pada lelahnya hati yang telah sangat lama menanti. Entahlah... pada garis lurus mana ujung antara titik-titik kerinduan itu menyatu. Pada lengkungan pertama yang menebal atau lekukan terakhir yang menipis. Setebal kabut yang menghiasi paginya pegunungan atau setipis iman yang senantiasa bergejolak ketika menghadapi godaan dunia. Jangan memakai waktu sebagai patokan lamanya penantianmu terhadap seseorang. Namun gunakanlah hati yang bulat tekadnya untuk menjadikan pernikahan sebagai sarana ibadah kepada Illahi. Bukan karena cinta. Apalagi karena nafsu yang acapkali bertahta. Mungkin mereka pikir, dipenghujung usia matangku namun belum juga menemukanmu, aku adalah tipe wanita yang terlalu banyak kriteria. Namun alasanku hanya satu dan sangat kuat, "Aku belum menjumpai lelaki berwajah teduh yang sering kutemui dalam tiap sujud-sujud panjangku, khalwat mesraku dengan Rabb yang menjadikan aku ada dan hidup di dunia." Mungkin hari ini. Mungkin besok. Mungkin lusa. Atau masih bertahun-tahun lagi, garis hidup yang mempertemukan kau dan aku akan bersatu pada batas takdir. Tapi percayalah, ada aku yang disini yang sedang berusaha menyempurnakan setengah agamamu. Ada aku disini yang sedang berusaha memperbaiki diri demi Rabb yang telah sangat bermurah hati menakdirkan hidup yang sangat indah ini.^^

Artikel Terkait

Entah yang Pasti Berujung Indah
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

Pendapatmu Membangunkan Jiwa Kreasi Pemuda/i Indonesia