Jumat, 20 Maret 2015

Rumput Tetangga Terlihat Lebih Hijau ?

Rumput Tetangga Terlihat Lebih Hijau ?

"Bahwa setiap ketetapan-Nya adalah baik, kalau pun ada yang buruk, itu adalah interpretasi seorang hamba yang tidak ridho atas ketetapan Tuhannya"

Ya, tak jarang dari kita sering mengganggap bahwa rumput tetangga jauh lebih hijau dari pada rumput sendiri. Padahal nyatanya jarak memang sering menipu pandangan. Jika kita mau mencermati dan memahami lebih dalam, bisa jadi rumput kita sendiri malah sebenarnya lebih hijau. Ini bisa dimungkinkan karena kita sangat jarang atau malas untuk memandangi rumput sendiri. Disadari atau tidak, dengan BERSYUKUR sebenarnya adalah pupuk jitu untuk menyuburkan pekarangan kita.

Sebenarnya rumput tetangga terlihat lebih hijau bisa jadi karena terlihat dari kejahuan. Padahal nyatanya jarak memang sering menipu pandangan. Seperti halnya sebuah bukit yang menggundul, namun karena terlihat dari kejahuan, maka tetap saja akan nampak hijau dalam penglihatan kita. Atau misalnya, bulan purnama di atas langit yang nampak elok dengan bias cahayanya yang menguning keemasan. Padahal sejatinya, jika dilihat dari jarak yang begitu dekat, semuanya itu tidak lain hanyalah sebuah hamparan padang tandus yang berlubang-lubang.

 Percaya atau tidak, apa yang dinilai secara kasat mata tidak selalu benar. Bisa jadi, semuanya itu adalah hasil dari pada adopsi praduga-praduga manusia yang diinterpretasikan melalui logika. Kita bisa saja beranggapan bahwa hidup orang lain lebih ‘wow’ dari pada hidup kita. Namun siapa yang tahu, bahwa di luar sana ada banyak orang yang termotivasi dengan kisah kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan tanpa kita sadari, secara diam-diam ada banyak orang yang memperhatikan dan mengagumi kepribadian kita. Dan mungkin saja, diluar sana juga ada orang yang tanpa kita ketahui pernah mendoakan kita karena kebaikan-kebaikan yang pernah kita lakukan. Si kaya belum tentu merasa aman dengan kemewahan yang mereka miliki. Si pandai belum tentu dapat memberikan kemanfaatan bagi sesama. Dan si rupawan juga belum tentu memiliki hati yang mulia, begitu bukan?

Semuanya pasti ada nilai plus dan minusnya masing-masing. Bukankah akan lebih baik jika kita memberikan perhatian lebih pada pekarangan sendiri? Menjaganya, merawatnya, dan memeliharanya agar tumbuh dan berkembang dengan sebaik mungkin. Sehingga pada akhirnya, pekarangan yang kita miliki tidak kalah indah dengan milik orang lain. Sebab disadari atau tidak, bahwa asumsi rumput tetangga jauh lebih indah dari pada pekarangan sendiri dikarenakan diri lebih sering mengeluh, menyesal, lalu kufur nikmat. Hei, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan? Percayalah, bahwa setiap ketetapan-Nya adalah baik, kalau pun ada yang buruk, itu adalah interpretasi seorang hamba yang tidak ridho atas ketetapan Tuhannya.

Alangkah baiknya jika manusia sibuk menghijaukan rumput surganya sendiri dari pada mengurusi hijaunya rumput tetangganya. Menanam bibit-bibit kebaikan, dan memastikan selalu untuk merawatnya dengan memberikan pupuk terbaik; syukur. Bukan untuk ego tapi dengan demikian, tidak selamanya rumput tetangga akan nampak terlihat lebih hijau dari pekarangan kita. Percayalah!

Semuanya sudah ada takarannya masing-masing. Dia memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para hamba-Nya untuk terus berikhtiar. Meski pada akhirnya, ‘ketetapan’ itu adalah hak prerogatif Tuhan. Begitu pula dengan jalan hidup si ‘rumput’ dan si ‘meong’. Semuanya juga tidak lepas dari ikhtiar mereka masing-masing. Itu kenapa jalan hidup kita tidak selalu linear. Tidak selalu pendakian, juga tidak selalu penurunan. Lalu bagaimana dengan ikhtiar kita, sudahkan melakukan yang terbaik semaksimal mungkin? Sudahkan memberikan kebaikan sebelum menagih imbalannya? Sudahkan bersyukur dari pada mengeluh dan menghujat? Ya, jawabannya ada pada masing-masing dari diri kita. :)

Mari berladang kebaikan... ;)

Artikel Terkait

Rumput Tetangga Terlihat Lebih Hijau ?
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

Pendapatmu Membangunkan Jiwa Kreasi Pemuda/i Indonesia