Selasa, 21 April 2015

Senandung Dandelion

Senandung Dandelion

Apa kau tahu bunga apa ini? Kelopak bunga kering ini berguguran dan terbang tertiup angin.
 "Orang-orang mengenalnya dg nama Dandelion. Sekilas, tak ada yg istimewa dari bunga ini. Kehadirannya bahkan sering diabaikan oleh orang-orang, dianggap tiada.
Ia bisa tumbuh di mana saja. Ia tumbuh di hamparan padang yang tandus, atau di tepian jurang yang curang sekalipun. Bunga ini memang tidak menarik, tanpa kelopak warna-warni, hanya putih seperti lembaran kapas."

"Bunga ini memang tak secantik edelweis, di mana tak sembarang tangan mampu membawanya pulang. Juga tak seanggun teratai yang ada di tengah danau. Untuk bisa mendapatkannya harus rela berbasah-basahan dulu. Bunga ini selalu tampak sederhana. Namun, kau tahu? Allah menciptakan berbagai hal di dunia ini bukan tanpa tujuan. Semua ada manfaatnya.

"Pun dari bunga yang terlihat sangat rapuh ini. Allah menitipkan sebuah pelajaran berharga bagi kita. Betapa hidup ini tak mudah baginya. Ia hanya mengandalkan hembusan angin yang menerbangkan benih-benihnya. Ia harus mengangkasa, berjuang sendiri, untuk kemudian jatuh di tempat yang cocok untuk tumbuh. Namun, tidak semua dandelion seberuntung itu. Beberapa diantaranya harus rela diterpa berbagai ujian dulu untuk bisa sampai di sebuah lahan baru. Pun ketika sampai, ia harus menerima nasib untuk hidup di tepian jurang yang terjal. Seperti dandelion itu."

Lihatlah para rumpunan dandelion yang ada di tepi jurang. Bunganya yang seperti kapas mulai terlepas dari induknya karena tertiup angin.

"Dandelion itu harus berjuang sendiri. Menunggu setetes hujan yang mampu untuk membuatnya bergeliat. Menyambut hari-hari berikutnya yang penuh dengan ujian. Dari tetesan hujan itulah akan tumbuh tunas baru sebagai bukti ketangguhan perjuangan hidupnya. Tunas itupun harus siap untuk menghadapi teriknya matahari, kerasnya hembusan angin, dan derasnya hujan. Ia harus bertahan sendiri, tanpa ada tanaman lain yang mengayominya. Tanpa ada tanaman induk sebagai pelindungnya.

Akhirnya, dandelion itu tumbuh menjadi tananman baru dengan segala perjuangannya. Walau bentuknya sederhana, tanpa kelopak warna-warni, kini ia siap untuk menerbangkan bunga-bunga lainnya dan berharap agar angin mampu membawanya ke tempat yang jauh lebih baik.

Nah, hidup kita mungkin juga seperti itu. Awalnya memang berat saat Allah uji kita dengan berbagai macam cobaan yang tidak ringan. Namun, semua sudah tertulis dengan rapih dalam sekenario-Nya. Kita adalah pelaku dalam sekenario yang Allah tuliskann. Tapi, bukan berarti kita hanya sekedar melakonkan. Kita juga harus berusaha dan belajar memaknai semua perjalanan ini.

Sama halnya dengan perjalanan dandelion itu. Seberat apapun tantangan dan ujian yang ia hadapi, ia tetap ikhlas menerima ketentuan-Nya, walaupun diterbangkan ke tempat curam, atau ketempat yang tandus sekalipun. Ikhlas bukan berarti pasrah menerima ketentuan-Nya tanpa mau berusaha, namun tetap menjalani hidup sesuai yang telah digariskan-Nya. Ia tetap berikhtiar tanpa henti, meskipun kesempatan yang dimilikinya sangat kecil.

Allah, aku ingin diriku setegar Dandelion, aku ingin diriku sesederhana bunga itu, bahkan aku inginkan diriku seperti bunga yang berada ditepi jurang, yang indah di pandang namun sulit untuk di petik.. :')


 #SerpihanDandelion #TentangRindu #BelajarduluBelajarlagiBelajarterus

Artikel Terkait

Senandung Dandelion
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

Pendapatmu Membangunkan Jiwa Kreasi Pemuda/i Indonesia